YONO: Gaya Hidup Minimalis untuk Keberlanjutan di Tengah Krisis Modern

Jan 25, 2025 - 19:25
Jan 26, 2025 - 12:27
YONO: Gaya Hidup Minimalis untuk Keberlanjutan di Tengah Krisis Modern
sumber lensanarasi

BOJONEGORO, lensanarasi.com - Gaya hidup “You Need Only One” (YONO) tengah menjadi tren di media sosial seperti TikTok dan Instagram. YONO, yang merupakan antitesis dari “You Only Live Once” (YOLO), mengusung prinsip kesederhanaan, efisiensi, dan keberlanjutan. Jika YOLO mendorong seseorang untuk menikmati hidup tanpa menahan diri, YONO menekankan bahwa satu hal sudah cukup untuk hidup.

Konsep YONO kembali menggema setelah sempat muncul selama pandemi Covid-19, ketika ketidakpastian ekonomi mendorong masyarakat untuk berhemat dan memperkuat dana darurat. Kini, tren ini dipopulerkan oleh generasi muda Korea dan mulai merambah ke Indonesia.

Dikutip dari The Korea Times, generasi muda Korea mengatakan “No” untuk YOLO dan “Yes” untuk YONO, karena tren ini dianggap relevan dengan kondisi krisis lingkungan dan biaya hidup yang kian meningkat (25/01/25)

Dalam prinsip YONO, perilaku konsumtif yang memicu limbah, pencemaran, dan penggunaan sumber daya yang tidak efisien mulai ditinggalkan. Sebaliknya, masyarakat diajak membeli barang yang tahan lama, memilih makanan sehat dibanding makanan viral, dan merencanakan perjalanan wisata yang bermakna daripada sekadar untuk media sosial.

Gaya hidup ini tidak hanya berorientasi pada penghematan, tetapi juga membantu mengurangi limbah produksi dan sampah. Dengan menerapkan prinsip “satu sudah cukup,” YONO mendorong masyarakat untuk berkontribusi terhadap keberlanjutan dan kualitas hidup yang lebih baik. [Ily/fat]