Lewat Tahlil Rutin, Kelompok 22 KKN-TK Unigoro Bangun Komunikasi dan Dukung Pelestarian Geosite Kedung Lantung

BOJONEGORO - Kelompok 22 Kuliah Kerja Nyata Tematik Kolaboratif (KKN-TK) Universitas Bojonegoro (Unigoro) memanfaatkan kegiatan tahlil rutin di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras, sebagai sarana menjalin komunikasi dan mengenalkan program kerja kepada masyarakat. Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan pada Rabu dan Kamis malam, 16–17 Juli 2025, menjadi titik awal keterlibatan mahasiswa dalam kehidupan sosial warga sekaligus upaya mendorong partisipasi masyarakat terhadap pelestarian Geosite Kedung Lantung.
Tahlil rutin yang menjadi tradisi masyarakat setempat diikuti oleh sekitar 110 jamaah perempuan setiap Rabu malam dan sekitar 50 jamaah laki-laki setiap Kamis malam. Kegiatan dilaksanakan secara bergiliran di rumah warga dan telah menjadi ruang silaturahmi sekaligus media spiritual yang terus dijaga keberlangsungannya oleh masyarakat Desa Drenges.
Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa KKN diperkenalkan kepada jamaah oleh Novitasari selaku pembawa acara tahlil. Ia mengajak masyarakat untuk menyambut dan mendukung pelaksanaan KKN yang akan berlangsung selama satu bulan ke depan.
“Mari kita dukung adik-adik mahasiswa dari Unigoro ini agar kegiatan mereka berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi kita semua,” ujarnya.
Perwakilan mahasiswa, Devi Yeni Paramita, menjelaskan bahwa salah satu program utama KKN Kelompok 22 adalah pengembangan dan pelestarian Geosite Kedung Lantung yang berada di wilayah Desa Drenges. Ia mengajak masyarakat untuk turut menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekitar lokasi tersebut.
“Kami mengangkat tema pengembangan Geopark dalam program KKN tahun ini. Geosite Kedung Lantung memiliki potensi besar sebagai tujuan wisata edukatif, dan pelestariannya memerlukan kesadaran serta keterlibatan seluruh elemen masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Aldo Rizky Ramandita menambahkan bahwa kegiatan KKN tidak hanya fokus pada pengembangan fisik geosite, tetapi juga menyasar aspek edukasi dan promosi. Salah satu tujuannya adalah menumbuhkan rasa bangga terhadap potensi alam lokal, terutama di kalangan generasi muda.
“Kami ingin Geosite Kedung Lantung dikenal dan dicintai oleh masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja. Karena itu, program kami juga dirancang untuk mengedukasi dan mendorong partisipasi aktif warga,” jelasnya.
Dalam kegiatan tahlil laki-laki, mahasiswa juga disambut hangat oleh warga. Kamsrukin, selaku pembawa acara, menyampaikan dukungan terhadap kehadiran mahasiswa di desa dan berharap terjalin hubungan yang baik antara warga dan peserta KKN.
“Kami menyambut baik kehadiran mahasiswa Unigoro di Desa Drenges. Semoga kita semua dapat menjalin komunikasi yang akrab dan saling mendukung selama mereka menjalankan tugas KKN di sini,” tuturnya.
Kehadiran mahasiswa dalam kegiatan tahlil rutin menjadi bentuk pendekatan kultural yang efektif dalam membangun hubungan sosial. Melalui keterlibatan aktif dalam kegiatan masyarakat, Kelompok 22 KKN-TK Unigoro berupaya menciptakan kolaborasi yang harmonis sebagai dasar keberhasilan pelaksanaan program kerja di Desa Drenges. (dly/jnn)
Apa Reaksi Anda?






