BEM FH Unigoro Gelar Kamisan Vol III, Angkat Peran Mahasiswa sebagai Agent of Change

BOJONEGORO, Lensanarasi.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas Bojonegoro (Unigoro) kembali menggelar kegiatan Kamisan rutin pada Kamis, (09/10/2025), yang bertempat di depan Hall Suyitno Unigoro.

Forum diskusi terbuka ini sukses terlaksana dengan mengusung tema penting: “Agent of Change, Iron Stock, Social Control”. Yang dihadiri oleh sejumlah mahasiswa dan dosen FH Unigoro. Diskusi fokus membahas peran strategis mahasiswa dalam masyarakat dan dunia pendidikan.

Dr. Abdim Munib S.H., M.H., selaku dosen Fakultas Hukum mengklasifikasikan mahasiswa ke dalam tiga kategori: akademis, hedonis, dan aktivis. Ia menekankan bahwa mahasiswa yang tergolong aktivis wajib menjadi penggerak perubahan sosial di lingkungan mereka.

"Media sosial bisa menjadi sarana membangun opini publik, namun suara kita bisa benar-benar terdengar saat ada aksi nyata.” ujar Dr. Abdim Munib. 

"Gerakan perlawanan tidak harus selalu turun ke jalan, tapi eksekusi tetap penting," Tambahnya.

Sesi diskusi kemudian berlanjut dengan tanggapan mengenai tujuan utama pendidikan tinggi. Irma Mangar S.H., M.H., menanggapi aspirasi mahasiswa dengan menegaskan bahwa universitas bukan sekadar lembaga pencari keuntungan, melainkan tempat krusial untuk mencetak generasi cerdas dan berintegritas.

"Setiap lembaga pasti memperhatikan kualitas dan kuantitas. Dosen dan mahasiswa harus sama-sama berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan.” jelasnya. 

Dari sisi fasilitas dan kualitas lulusan, Gesa Bimantara S.H., M.H., menambahkan bahwa Unigoro terus berupaya menyediakan fasilitas terbaik agar mahasiswa mampu bersaing di dunia kerja.

"Masyarakat atau mahasiswa harus menjadi lebih baik lagi. Untuk sekarang, Unigoro sudah menyuguhkan yang terbaik agar mahasiswa menjadi lulusan yang bisa bersaing serta berkompeten di dunia luar.” tegasnya.

Diskusi Kamisan Voll III ditutup dengan kesimpulan penting bahwa mahasiswa dituntut untuk lebih aktif, kritis, dan bijak memanfaatkan waktu guna mendukung peran esensial mereka sebagai agent of change (agen perubahan), iron stock (generasi penerus bangsa), dan social control (kontrol sosial). (mae/aul)