Tradisi Balon Udara Wonosobo Mendunia di Festival Mudik 2025

Apr 2, 2025 - 20:47
Tradisi Balon Udara Wonosobo Mendunia di Festival Mudik 2025
FESTIVAL MUDIK 2025 - Ratusan balon udara telah mengudara di langit Wonosobo pada hari pertama pembukaan Festival Mudik 2025, Selasa (1/4/2025).(dok Disparbud Wonosobo)

BOJONEGORO, lensanarasi.com - Berlangsung meriah, Festifal mudik di Wonosobo di hiasi dengan ratusan balon udara, pada Selasa (1/4/2025). Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Agus Wibowo, mengungkapkan hari pertama Festival Mudik 2025 sedikitnya ada 119 balon udara terbang di langit wonosobo. Berlangsung selama enam hari berturut – turut di mulai 1 – 6 april ini rupanya sudah menjadi rutinitas tahunan yang dilestarikan oleh masyarakat lokal.

Berakar dari kebiasaan masyarakat setempat yang telah ada sejak era 1920-an. Festival ini bermula dari kreativitas Atmojo Goper, seniman rebana asal Kertek, yang terinspirasi balon udara pemotretan kolonial di Alun-alun Wonosobo. Dengan bahan sederhana seperti kertas pilus dan payung, ia menciptakan balon pertama yang sukses diterbangkan di Musala Krakal Tamanan. Tradisi ini pun berkembang, menjadi ritual warga usai salat Idul Fitri.

Namun, polemik muncul pada 2016 ketika balon udara dilarang karena dianggap mengganggu jalur penerbangan pesawat. Larangan ini memicu kontroversi, tetapi melahirkan solusi cerdas: balon ditambatkan (diikat) agar tetap aman. Sejak 2018, konsep ini dikemas sebagai festival resmi yang menggabungkan budaya, kesenian, dan pariwisata.

Dilansir dari Tribunjateng.com, Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat dalam sambutan yang dibacakan pimpinan OPD dan Staf Ahli Bupati saat pembukaan Festival Mudik 2025 menyampaikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan festival yang telah menjadi ikon budaya dan kebanggaan masyarakat Wonosobo.

"Festival balon ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga telah berkembang menjadi industri pariwisata terkemuka di Jawa Tengah dan Indonesia. Bahkan, kini telah mendunia dengan kehadiran peserta dari berbagai negara, termasuk Brazil dan Kolombia yang turut serta membawa balon khas mereka," ujarnya.

Hal – hal seperti ini adalah suatu kegiatan positif yang harus terus dilestarikan, karena banyak dampak positif yang dapat di ambil, seperti halnya ribuan kuliner khas indonesia yang akan ikut terangkat dari dampak festifal tersebut, serta penggerak perekonomian masyarakat tentunya.[hfd