KKN-TK Kelompok 10 Unigoro Resmi Dimulai di Panjunan, Dorong Optimalisasi Museum 13 Berbasis Teknologi Digital

BOJONEGORO - Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Kolaboratif (KKN-TK) Kelompok 10 Universitas Bojonegoro secara resmi dibuka pada Senin, 14 Juli 2025, di Balai Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro. Tahun ini, kelompok tersebut mengusung tema “Optimalisasi Pengembangan Wisata Edukasi Geopark pada Museum 13 Desa Panjunan melalui Integrasi Teknologi Digital.”
Pembukaan kegiatan KKN-TK dihadiri oleh Sekretaris Desa Panjunan, Oktavio, beserta jajaran perangkat desa, serta Penanggung Jawab Museum 13, Alif Andriyanti. Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa juga diperkenalkan dengan lokasi utama kegiatan, yaitu SDN Panjunan II, yang akan menjadi pusat aktivitas edukatif selama program berlangsung.
Dalam sambutannya, Sekretaris Desa Oktavio menyambut baik kehadiran mahasiswa KKN dan menyampaikan harapannya agar kolaborasi ini mampu memperkuat program desa, terutama dalam pendampingan pengelolaan green house yang merupakan bagian dari ekosistem biosite Desa Panjunan.
“Museum 13 adalah potensi geopark Bojonegoro yang sangat berharga. Tidak hanya menampilkan geosite museum 13, tetapi Desa Panjunan juga memiliki biosite berupa green house yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Kami berharap mahasiswa bisa berkontribusi secara aktif, terutama dalam penguatan program edukasi dan promosi digital,” ungkap Oktavio.
Museum 13, atau dikenal pula sebagai Satu-Tiga Bojonegoro, merupakan museum swasta yang didirikan oleh Harry Nugroho pada tahun 1989. Museum ini didedikasikan untuk menyelamatkan serta mengenalkan temuan fosil-fosil dari wilayah Bojonegoro kepada masyarakat luas. Keunikan koleksinya telah menarik perhatian akademisi dari berbagai perguruan tinggi, baik nasional maupun internasional. Bahkan, dalam waktu dekat, museum ini dijadwalkan menerima kunjungan dari tamu asal Jepang.
Melalui program KKN-TK ini, mahasiswa Universitas Bojonegoro diharapkan mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mempublikasikan dan memperkenalkan Museum 13 secara lebih luas. Integrasi teknologi ini menjadi kunci untuk meningkatkan daya tarik wisata edukatif lokal yang berbasis geologi dan ekologi, sekaligus memperkuat semangat kolaborasi lintas sektor demi kemajuan Desa Panjunan. (fan/lug)
Apa Reaksi Anda?






